Serang, 25 Februari 2025 – Sebagai bagian dari pembelajaran interaktif, siswa kelas 10 SMAIT Insan Cita Serang mengikuti kegiatan outing class bertema "Dari Arsip ke Artefak: Menelusuri Sejarah Banten melalui Buku dan Benda Bersejarah". Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan siswa mengenai sejarah dan budaya Banten melalui kunjungan langsung ke pusat literasi dan situs bersejarah.
Perjalanan dimulai di Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, tempat siswa mendapatkan pemaparan mengenai fungsi dan tata kelola perpustakaan. Pihak perpustakaan menjelaskan bagaimana koleksi buku dikelola, sistem katalogisasi, serta peran perpustakaan dalam melestarikan literasi dan sejarah daerah.
Setelah sesi penjelasan, siswa diberikan kesempatan untuk menjelajahi koleksi buku yang tersedia. Mereka membaca berbagai literatur. Antusiasme tampak dari diskusi yang terjadi antara siswa dan pustakawan mengenai berbagai sumber sejarah yang tersimpan di perpustakaan.
Selain itu, siswa juga berkesempatan menyaksikan film edukatif di ruang teater Gedung Kearsipan Banten. Film yang ditayangkan berupa film bertema kehidupan remaja yang mengangkat isu kehidupan sehari-hari dan dinamika sosial di kalangan anak muda. Film ini memberikan nilai edukatif yang relevan dengan kehidupan remaja masa kini.
Setelah mendapatkan wawasan dari sumber literasi, siswa melanjutkan perjalanan ke Museum Kepurbakalaan Banten Lama untuk melihat langsung artefak sejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten. Museum ini menyimpan berbagai benda peninggalan seperti keramik, senjata, mata uang kuno, serta prasasti yang mengisahkan kehidupan masyarakat Banten di masa lalu.
Dengan dipandu oleh staf museum, siswa diajak menelusuri perjalanan Kesultanan Banten dari masa kejayaannya sebagai pusat perdagangan hingga runtuhnya kerajaan. Mereka juga diajak memahami bagaimana benda-benda peninggalan tersebut memberikan informasi berharga mengenai kehidupan sosial, politik, dan ekonomi pada masa itu.
Sebagai penutup kegiatan, siswa mengunjungi Masjid Agung Banten Lama, salah satu peninggalan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga kini. Masjid yang dibangun pada abad ke-16 ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Banten. Siswa mengamati arsitektur unik masjid yang memadukan unsur lokal, Tiongkok, dan Eropa, serta mendengarkan kisah tentang peran masjid ini dalam kehidupan masyarakat Banten di masa lalu.
Dalam refleksi kegiatan, siswa mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang sejarah Banten dibandingkan hanya membaca buku pelajaran di kelas. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah secara langsung, mereka dapat melihat bagaimana arsip dan artefak menjadi bukti nyata perjalanan panjang sebuah peradaban.
Outing class ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya lokal, serta mendorong siswa untuk terus belajar dan menggali informasi dari berbagai sumber sejarah yang tersedia.