Upgrading Guru dan Musyawarah Kerja Insan Cita Serang: Guru Harus Berkompetensi dan Menguasai Desain Pembelajaran

Pesantren Terpadu Insan Cita Serang kembali melaksanakan Upgrading dan Musyawarah Kerja yang diikuti oleh guru-guru SMPIT dan SMAIT Insan Cita Serang. Acara ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2024/2025. 

Musyker dan Upgrading tahun ini berlangsung selama tiga hari (10-12 Juli 2024) di ruang rapat Pesantren Terpadu Insan Cita Serang dengan mendatangkan pemateri Kurniawan Sulaeman, M.Pd. selaku Manager Operasional PUSDIKLAT Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. 

Bertajuk "Desain Pembelajaran dan Assesment Khas SIT", acara Upgrading dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan arahan dari Ketua Yayasan Ramatan Lil'alamin, K.H. Sudarman Ibnu Murtadho, Lc. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya seorang guru memiliki kompetensi yang mumpuni untuk menunjang tugas-tugasnya sebagai pendidik, baik kompetensi sebagai seorang individu (kepribadian), kompetensi sosial, pedagogik hingga profesional. Beliau juga menekankan agar setiap pendidik memiliki keikhlasan dan kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja. 

Pada acara inti, peserta Upgrading mendapatkan materi seputar desain pembelajaran. Pemateri menjelaskan berbagai metode yang bisa dipraktikkan agar  pembelajaran berlangsung menarik dan efektif, salah satunya adalah pembelajaran ADLX (Active Deep Learner Experience), yaitu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk berpikir secara mendalam, yang tidak sekadar tahu dan hafal, tetapi juga memahami konsepnya. 

Pemateri juga menyampaikan materi seputar desain alur pembelajaran, asesmen as learning, dan masih banyak lagi. Materi diselingi dengan berbagai projek penyusunan desain pembelajaran yang harus disusun peserta Upgrading, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai sekolah berbasis Islam, pemateri menekankan agar setiap proses pembelajaran sebisa mungkin terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman. 

Di akhir materi, beliau berpesan bahwa pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang membuat siswa merasa termotivasi untuk terus belajar sepanjang hidupnya. Beliau juga menampilkan kata-kata bijak dari seorang filsuf kenamaan John Dewey, 

"Pendidikan bukan persiapan untuk hidup,  tapi pendidikan adalah hidup itu sendiri."